Keutamaan membaca sholawat
Imam Sufyan Ats-Tsauri lahir pada tahun 77 H. di Kufah pada masa khalifah Sulaiman bin Abdul Malik.
Imam Sufyan ats-Tsauri menuturkan, “ Aku pergi haji. Manakala Tawaf di Ka’bah, aku melihat seoerang pemuda yang tak berdoa dan berzikir melainkan hanya bersholawat kepada Nabi ﷺ. Baik ketika di Ka’bah, di Padang Arafah, di mudzdalifah dan Mina, atau ketika tawaf di Baitullah, doanya hanyah sholawat kepada Baginda Nabi ﷺ.”
Saat kesempatan yang tepat datang, aku berkata kepadanya dengan hati-hati, “Sahabatku, ada doa khusus untuk setiap tempat. Jikalau engkau tidak mengetahuinya, perkenankanlah aku mengajarimu.”
Namun, dia berkata, “Aku tahu semuanya. Izinkan aku menceritakan apa yang terjadi padaku agar engkau mengerti tindakanku yang aneh ini.”
Pemuda itu menyambungnya “Aku berasal dari Khurasan. Ketika para jamaah haji mulai berangkat meninggalkan daerah kami, ayahku dan aku mengikuti mereka untuk menunaikan kewajiban agama kami. Naik turun gunung, lembah, dan gurun. Kami akhirnya memasuki kota Kufah. Disana ayahku jatuh sakit, dan pada tengah malam dia meninggal dunia. Dan aku mengkafani jenazahnya. Agar tidak mengganggu jemaah lain, aku duduk menangis dalam batin dan memasrahkan segala urusan pada Allah ﷻ.
Sejenak kemudian, aku merasa ingin sekali menatap wajah ayahku, yang meninggalkanku seorang diri di daerah asing itu. Akan tetapi, kala aku membuka kafan penutup wajahnya, aku melihat kepala ayahku berubah jadi kepala keledai.
Terhentak oleh pemandangan ini, aku tak tahu apa yang mesti kulakukan. Aku tidak dapat menceritakan hal ini pada orang lain. Sewaktu duduk merenung, aku seperti tertidur. Lalu, pintu tenda kami terbuka, dan tampaklah seseorang bercadar.
Seraya membuka penutup wajahnya, dia berkata, “Alangkah tampak sedih engkau! Ada apakah gerangan?” Aku pun berkata, “Tuan, yang menimpaku memang bukan sukacita. Tapi, aku tak boleh meratap supaya orang lain tak bersedih.”
Lalu orang asing itu mendekati jenazah ayahku, membuka kain kafannya, dan mengusap wajahnya. Aku berdiri dan melihat wajah ayahku lebih berseri-seri ketimbang wajah tuanya. Wajahnya bersinar seperti bulan purnama. Melihat keajaiban ini, aku mendekati orang itu dan bertanya, “Siapakah Anda, wahai kekasih kebaikan?” Dia menjawab, “Aku Muhammad al Musthafa” (semoga Allah melimpahkan kemuliaan dan kedamaian kepada Rasul pilihanNya).
Mendengar perkataan ini, aku pun langsung berlutut di kakinya, menangis dan berkata, “MasyaAllah, ada apa ini?
Demi Allah, mohon engkau menjelaskannya ya Rasulullah.” Kemudian dengan lembut Baginda ﷺ berkata, “Ayahmu dulunya tukang riba. Baik di dunia ini mahupun di akhirat nanti, wajah tukang riba berubah menjadi wajah keledai, tetapi disini Allah Yang Maha Agung mengubah lagi wajah ayahmu. Ayahmu dulu mempunyai sifat dan kebiasaan yang baik. Setiap malam sebelum tidur, dia melafazkan selawat seratus kali untukku.
Saat diberitahu perihal nasib ayahmu, aku segera memohon izin Allah untuk memberinya syafaat kerana sholawatnya kepadaku. Setelah diizinkan, aku datang dan menyelamatkan ayahmu dengan syafaatku.”
Sufyan menuturkan, “Anak muda itu berkata, “Sejak saat itulah aku bersumpah untuk tidak berdoa selain selawat kepada Rasulullah, sebab aku tahu hanya selawatlah yang diperlukan manusia di dunia dan di akhirat.”
Dalam sebuah riwayat, Rasulullah ﷺ telah bersabda bahwa, “Malaikat Jibril, Mikail, Israfil, dan Izrail Alaihumus Salam telah berkata kepadaku.
Jibril As. berkata, “Wahai Rasulullah, siapa yang membaca selawat atasmu tiap-tiap hari sebanyak sepuluh kali, maka akan kubimbing tangannya dan akan ku bawa dia melintasi titian seperti kilat menyambar.”
Berkata pula Mikail As., “Mereka yang berselawat atasmu akan aku beri mereka itu minum dari telagamu.”
Dan Israfil As. berkata pula, “Mereka yang bersholawat kepadamu, maka aku akan bersujud kepada Allah ﷻ dan aku tidak akan mengangkat kepalaku sehingga Allah ﷻ mengampuni orang itu.”
Kemudian Malaikat Izrail As. pun berkata, ”Bagi mereka yang berselawat atasmu, akan aku cabut ruh mereka itu dengan selembut-lembutnya seperti aku mencabut ruh para nabi.”
Bagaimana kita tidak cinta kepada Rasulullah ﷺ ? Sementara para malaikat memberikan jaminan masing-masing untuk orang-orang yang berselawat atas Rasulullah ﷺ .
Semoga bermanfaat,
Post a Comment for "Keutamaan membaca sholawat "