Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

JAGALAH ADAB

Dari suara kerinduan aku bangkit
Dengan sebuah tekad yang teguh
Biar berlumpur wajahku berlumuran
Biar luka berdarah hatiku bernanah pedih
Tetap akan ku perkatakan juga amanah ini
Demi Kebenaran….
Demi persahabatan….
Kalau engkau tidak tahu menari
Jangan salahkan lantai yang jungkang-jungkit
Pelajarilah dahulu langkah tari sebelum menyalahkan papan lantai
Kalau engkau tak memahami bahasa burung
Jangan engkau menyalahkan sang penyair yang berbicara bahasa burung
Pergilah menemui sang gembala mempelajari ilmu haiwan
Jika engkau tiada memahami bahasa alam
Jangan salahkan si pujangga berlagu kias bahasa alam
Pergilah berguru mempelajari ilmu hakikat alam

Kalau engkau tetap dengan keegoanmu lalu mencela apa yang tiada engkau fahami
Maka amat tercelanya engkau kerana kekurangan dirimu tiada engkau perhatikan sebaliknya sibuk mempertikaikan orang

Sesungguhnya lidah itu amat tajam dari sebilah pedang
Dengan ketajaman lidahmu itu bisa mengundang perseteruan
Kenapa tidak engkau gunakan ketajaman lidahmu menyatakan kebenaran?
Sebaliknya engkau gunakan untuk menghiris perasaan dengan libasan kata-katamu bernafsu tanpa tapisan

Tanpa kebenaran engkau menuduh melulu
Mencaci mencela semua orang tak betul
Hanya dirimu saja yang betul dan benar
Tanpa usul periksa engkau lontarkan tombak cemuhanmu
Amat tercelanya sikapmu melemparkan penghinaan kepada sesama saudaramu

Berhentilah…
Cerminkanlah dirimu itu
Dan bermujahadahlah memerangi nafsu yang tercela itu
Kerana tiadalah bererti kemanusiaanmu tanpa adab dan sopan budi bahasa
Tiada bermakna tingginya ilmu tanpa adab
Kerana mulianya manusia itu dengan adab
Maka jagalah adabmu dengan manusia
Beradablah juga dengan Tuhanmu

Kerana tiadalah diutus akan Rasulullah itu melainkan untuk menyempurnakan adab dan akhlak kemanusiaan
Kalau bukan akhlak dan adab Rasulullah, akhlak siapa lagi yang harus engkau teladani?

Salam sang fakir
Amir Debu Alam.

Post a Comment for "JAGALAH ADAB"